BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi
tubuh. Menurut WHO adalah Semua subtansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak
termasuk air, obatan dan subtansi lain yang digunakan untuk penyembuhan.
Makanan kadaluarsa memang tidak layak lagi kita
konsumsi, untuk itu pemerintah selalu melakukan pengawasan dengan ketat untuk
jenis-jenis makanan yang telah lewat kadaluarsanya dan langsung
menariknya dari peredaran kios-kios. Namun,selama ini Pemerintah Papua tidak
pernah melakukan pemeriksaan makanan yang ada di supermarket, toko maupun di
kios-kios kecil.
Tidak sedikit kita melihat makanan yang sudah
kadaluarsa juga masih dijual di toko maupun kios–kios kecil sehingga masih dikonsumsi
oleh masyarakat. Padahal bahaya mengkonsumsi makanan kadaluarsa sangat
berpengaruh pada kesehatan.
Telah banyak ditemukan Produk makanan dan minuman
kemasan yang tak layak edar banyak ditemukan beredar di daerah seluruh
Indonesia. Makanan dan minuman kemasan yang tak layak edar akibat kadaluarsa
itu ditemukan hampir di semua minimarket, toko, dan kios yang berada di tengah
permukiman masyarakat.
Dari hasil pemeriksaan, menemukan makanan
dan minuman kemasan yang tak layak edar itu juga ditemukan makanan maupun
minuman kemasan yang kondisinya dalam keadaan penyok maupun berkarat namun
masih tetap dijual kepada masyarakat konsumen di daerah ini.
Beberapa bulan yang lalu saya membeli susu
setelah susu tersebut di tangan saya lalu, saya memperhatikan kadaluarsa ternyata
susu tersebut sudah kadaluarsa. Dalam makalah ini akan dijelas mengenai
kerusakan makanan, zat kimia yang terkandung, efek yang ditimbulkannya, dan
bagaimana penanganannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui parameter fisik makanan olahan
pabrik.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui ciri-ciri fisik makanan olahan
yang baik dan yang tidak baik.
2. Untuk membandingkan makanan olahan pabrik yang
baik dengan yang tidak baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Makanan
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari
hewan atau tumbuhan, dimakan
oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan
yang dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi
kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan
kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat
dinilai dengan status gizi secara antropometri.
Makanandanminumanmerupakanbahan yang sangatdibutuhkanolehmakhlukhidup, yang
bergunabagikelangsunganhidupnya.Makananpentingbaikuntukpertumbuhanmaupunmempertahankankehidupan.Makananmemberikanenergidanbahan-bahan
yang diperlukanuntukmembangundanmenggantijaringan, untukbekerja,
danuntukmemeliharapertahanantubuhterhadappenyakit (Adams, 2003).
Makanandapatmembuat orang menjadisehatatausakit.Makanan yang
sehatmembuattubuhmenjadisehatnamun, makanan yang sudahterkonaminasidapatmenyebabkanpenyakit.Olehkarenaitu,
makanandanminuman yang
dikonsumsiharuslahterjaminbaikdarisegikualitasdankuantitasnya.Untukmencegahkontamisimakanandenganzat-zat
yang
dapatmengakibatkangangguankesehatandiperlukanpenerapansanitasimakanan.Sanitasimakananadalahusahauntukmengamankandanmenyelamatkanmakanan
agar tetapbersih, sehatdanaman
2.2 Pengertian Kerusakan makanan
Menurut BPOM, makanan dinyatakan
mengalami kerusakan (telah kadaluarsa) jika telah terjadi perubahan – perubahan
yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan pada makanan
dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis. Misalnya
kerusakan pada susu yang ditandai dengan pembentukan gas, penggumpalan, lendir,
tengik dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir serta asam pada
susu disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga menjadi penyebab rusaknya makanan
kaleng yang dapat ditandai dengan bau busuk dan warna hitam ketika dibuka.
Rusaknya makanan kaleng juga dapat diperhatikan, apakah kaleng menggembung atau
tidak. Biasanya jika sudah lewat tanggal kadaluarsa, bakteri mengakibatkan
terbentuknya gas pada makanan kaleng sehingga kaleng menggembung.
Bahaya makanan kadaluarsa bisa
mengakibatkan kematian, jika tidak segera tertangani. Oleh karena itu, lebih
baik mencegah secara dini agar tidak kena dampak makanan tidak sehat atau
kadaluarsa. Selain pengawasan dari pemerintah, masyarakat juga perlu lebih
teliti dalam membeli. Apalagi saat bulan puasa hingga hari raya, toko-toko
memberikan harga murah untuk produk makanan yang tanggal kadaluarsa sudah
mendekati jatuh tempo. Tanpa bermaksud meracuni konsumen, produk makanan yang
dijual tetap rawan kerusakan karena telah lama berada di toko, sehingga perlu
diwaspadai.
Setiap produsen biasanya memberikan
informasi tanggal produksi dan masa kadaluarsanya di setiap label produk
makanan yang diedarkan di pasaran. Infromasi tersebut memang sudah ketentuan
agar konsumen dapat mengkonsumsi produk makanan pada saat yang tepat.
Sebagai informasi dalam memilih dan
membeli suatu produk, konsumen hendaknya harus memperhatikan beberapa informasi
penting tentang referensi apakah suatu produk berada dalam tenggang waktu masuk
kadaluarsa atau tidak. Berikut informasi terkait pertimbangan untuk terhindar
dari makanan kadaluarsa, sbb:
1.Label.
Pertama kali yang harus dilihat konsumen
sebelum mengkonsumsi makanan dan minuman dalam kemasan harus memperhatikan
informasi pada kemasan atau label produksi yang harus meliputi nama produk,
daftar bahan yang digunakan, berat atau isi bersih, nama dan alamat produsen
dan tanggal kadaluwarsa. Pemberian label pada makanan kemasan itu bertujuan
agar konsumen mendapatkan informasi yang benar dan jelas tentang produk
tersebut.
2.Kemasan dan perubahan fisik.
Produk makanan dengan kemasan yang sudah
rusak tidak layak menjadi ciri khas yang mudah dikenali untuk dikonsumsi
Kemungkinan isinya pun sudah rusak karena telah terkontaminasi. Untuk itu
perhatikan jika mencium bau yang tidak sedap, perubahan warna,
bentuk, dan rasa merupakan tanda-tanda makanan dalam kemasan telah rusak.
3.Batas Kadaluwarsa.
Pada setiap label produk kemasan harus
mencantumkan tanggal “kadaluwarsa/exp. date/best before”. Artinya, makanan dan
minuman mempunyai batas akhir yang aman untuk dapat dikonsumsi dan dijamin
mutunya, dengan penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
produsen. Makanan kadaluwarsa adalah makanan yang telah lewat tanggal
kadaluwarsa. Makanan dan minuman yang sudah rusak, sebelum atau sesudah lewat
tanggal kadaluwarsa dinyatakan sebagai bahan berbahaya.
4.Makanan dalam kaleng.
Untuk mengkonsumsi makanan dan minuman
kaleng, pilihlah kaleng yang baik, tidak penyok, tidak berkarat dan tidak
cembung. Setelah mengenali ciri fisik produk dari pengemasannya yang harus
dikenali berikutnya adalah membaca informasi produk apakah sudah terdaftar di
Departemen Kesehatan termasuk juga harus memerhatikan tanggal kadaluwarsanya.
Hindarilah membeli produk yang tidak mencantumkan nama dan alamat produsen
secara jelas, seperti produk impor yang hanya bertuliskan bahasa negara produsen.
Tidak lupa juga harus diperhatikan lagi bahan baku dan bahan tambahan yang
dipergunakan serta gunakan dan simpanlah sesuai petunjuk.
Konsumen harus membekali dirinya dengan
pengetahuan seputar produk makanan yang aman dikonsumsi baik bagi dirinya maupun
lingkungan sekitarnya. Pengetahuan cukup dari konsumen menjadikan dirinya
sebagai konsumen pintar, cerdas dan selektif serta sadar terhadap bahaya yang
diakibatkan dalam mengkonsumsi makanan tidak sehat. Kesehatan suatu bangsa
berawal dari kesehatan diri sendiri, keluarga, masyarakat yang berdampak bagi
ketahanan nasional suatu bangsa. Oleh karena itu, masyarakat sebagai konsumen
harus mendapatkan informasi cukup, salah satunya mengetahui istilah yang
terdapat dalam produk makanan sebagai bekal dalam berbelanja makanan agar aman
dan sehat.
Berikut istilah-istilah yang biasanya
tertera pada label produk makanan, dan perlu diperhatikan diantaranya:
1.Baik digunakan sebelum (best before)
menunjukkan batas suatu produk masih terjamin kualitasnya. Kualitas dan
kandungan nutrisinya akan turun setelah tanggal tersebut terlewati, namun belum
tentu membahayakan kesehatan selama kemasan masih utuh.
2.Gunakan sebelum (use by atau expired
date) digunakan untuk produk yang menyebabkan resiko kesehatan secara langsung
ketika sudah melewati tanggal yang tercantum. Biasanya dicantumkan pada
produk-produk yang mudah rusak dalam penyimpanan jangka panjang misalnya daging
dan beberapa jenis keju.
3.Batas sebelum penarikan (pull date)
adalah tanggal terakhir yang dianjurkan bagi konsumen untuk membeli produk
tersebut sehingga masih punya jangka waktu untuk mengkonsumsi tanpa mulai
mengalami kerusakan.
4.Tanggal dikemas (pack date)
merupakan informasi mengenai tanggal pada saat produsk dikemas, baik pengemasan
oleh produsen maupun pengecer.
5.Tanggal masuk toko (sell by
date) adalah tanggal pada saat produk memasuki gudang penyimpanan di
toko atau tempat penjualan lainnya.
6.Tanggal pemajangan (display
date) menunjukkan tanggal pada saat produk mulai dipajang di rak-rak atau
display toko atau tempat penjualan lainnya.
2.3 Zat Kimia yang Terkandung Serta
Efek Yang Ditimbulkan
Kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada produk
makanan dan berpotensi menimbulkan keracunan. Kerusakan produk dalam kaleng
memang sukar terlihat, tetapi dapat terdeteksi dengan adanya kerusakan pada
badan kaleng itu sendiri. Penyimpangan pada kaleng misalnya adalah berkarat.
Kaleng yang berkarat dapat menandakan waktu penyimpanan yang lama, selain itu
kondisi penyimpanannya juga mungkin tidak sesuai, misalnya udara yang terlalu
lembab.
Kaleng yang berkarat pada bagian luarnya mungkin juga
telah berkarat pada bagian dalamnya. Karat atau biasa disebut korosimerupakan
reaksi oksidasi besi (Fe) yang melepaskan besi oksida (FeO2). Besi oksida dapat
bereaksi dengan bahan yang dikemas dalam kaleng. Reaksi umumnya menghasilkan
perubahan warna pada pangan.
Jika pangan termasuk berasam tinggi atau mengandung
belerang (sulfida), perubahan warnanya akan mengarah kehitaman karena
terbentuk besi sulfida (FeS). Perubahan lain yang terjadi akibat reaksi besi
oksida dengan pangan adalah perubahan aroma dan kekentalan. Aroma pangan akan
berubah menjadi aroma busuk dan agak berbau besi.
Kaleng yang gembung mengandung potensi bahaya
mikrobiologis. Umumnya disebabkan oleh kurang sempurnanya proses exhausting (proses
penghampaan), penyegelan dan sterilisasi. Hal ini berarti terdapat udara di
dalam kaleng dan kondisi kaleng tidak vakum.
Udara yang terdapat di dalam kaleng kemungkinan masih
mengandung mikroba yang dapat mengkontaminasi pangan karena bersifat patogen.
Udara tersebut juga dapat menyebabkan perkaratan kaleng dari bagian dalam.
Kevakuman kaleng sangat berpengaruh terhadap sterilitasnya. Sterilitas
berkaitan langsung dengan umur simpan.
Kevakuman kaleng menandakan kondisi hampa udara pada
bagian dalam kaleng. Hampa udara artinya tekanan udara dalam kaleng amat
rendah. Jika terjadi benturan yang menyebabkan kaleng penyok, kemungkinan
kaleng tersebut mengandung bahaya mikrobiologis. Bahaya dapat terjadi apabila
penyok membentuk lekukan bersudut dalam.
Kaleng merupakan bahan yang tidak fleksibel. Oleh
karena itu, lekukan dapat menyebabkan retakan atau lubang kecil. Lubang atau
retakan tersebut merupakan jalan masuk yang sangat baik bagi udara serta
mikroba patogen dan pembusuk.
Udara dan mikroba mudah masuk karena tekanan udara di
luar kaleng lebih tinggi daripada tekanan udara di dalam kaleng. Udara yang
masuk dapat menyebabkan korosi dan mikroba (seperti Eschericia
coli,Staphylococcus aureus) dapat menyebabkan kebusukan dan penurunan mutu
pangan.
Penyok pada bagian luar kaleng juga dapat menyebabkan
keretakan pada enamel. Keutuhan enamel sangat
penting karena enamelmerupakan bahan pelapis pada bagian dalam
kaleng yang menghambat reaksi kaleng dengan bahan pangan. Apabila enamel retak
atau terkelupas, reaksi antara kaleng dan bahan pangan dapat terjadi. Reaksi
tersebut juga dapat menimbulkan korosi kaleng.
Kerusakan produk susu masih dapat dideteksi dengan
pemantauan visual. Produk susu segar (umumnya dikemas plastik atau karton),
apabila kadaluarsa, akan menimbulkan aroma yang agak masam.
Untuk susu segar yang dikemas plastik, akan terlihat
adanya pemisahan emulsi dan perubahan warna. Lemak susu akan mengapung,
terdapat gumpalan-gumpalan protein, dan akan terlihat pemisahan air. Susu
kadaluarsa sering juga disebut sebagai susu basi yang ditandai oleh
kenaikan viskositas (kekentalan) susu.
Secara fisik, kemasan susu juga akan tampak kembung
karena diproduksinya gas oleh mikroba-mikroba patogen sebagai hasil samping
fermentasi. Fermentasi yang terjadi pada susu segar bukanlah reaksi yang
menguntungkan, melainkan akan menyebabkan rasa dan aroma masam yang dapat
menyebabkan diare. Mikroba yang mungkin merusak susu adalah Escherichia
coli, Streptococcus dan Staphylococcus.
2.4 Parameter Fisik Makanan
Kelayakan makanan dikonsumsi dapat dideteksi dari penampilan
fisik makanan yang terdiri dari :
ü Bau
dari makanan
ü Rasa
dari makanan
ü Warna
dari makana
ü bentuk
dari makanan
.
Apabila terjadi perubahan bau, rasa, warna dan bentuk dari
makanan maka dinyatakan rusak. Contoh, tengiknya minyak, noda hitam pada sayur
dan buah-buahan, menjadi lunaknya sayur/buah, dan timbulnya noda hitam pada
roti. Penambahan bahan pewarna yang tidak memenuhi syarat dapat dideteksi
melalui warna makanan. Makanan yang mengandung rhodamin B mempunyai warna merah
terang menyala/menyolok. Dalam larutan yang mengandung rhodamin B, pada
permukaan nampak berpendar. Sedangkan makanan yang mengandung metanyl yellow,
berwarna kuning menyolok. Makanan yang mengandung bahan pengawet boraks
mempunyai ciri-ciri: konsistensi kenyal/kompak, lebih awet meskipun kadar air
tinggi, dan tidak mudah ditumbuhi jamur. Makanan yang mengandung bahan pengawet
formalin biasanya tidak dihinggapi lalat/serangga, ada bau khas formalin, tidak
ditumbuhi jamur, dan makanan tampak kaku/keras. Keberadaan mikroba juga dapat
dideteksi secara fisik dengan terjadinya perubahan bau dan rasa menjadi asam
(staphylococus atau proteus), berlendir, dan terjadinya warna hitam (adanya
pertumbuhan jamur).
2.5 Makanan Olahan Pabrik
Makanan olahan
adalah makanan hasil proses pengolahan dengan cara atau metode tertentu yang
ditambahkan bahan atau tanpa bahan tambahan. Pangan olahan bisa dibedakan
menjadi pangan olahan siap saji dan tidak saji.
Ciri-ciri
makanan olahan pabrik yang baik :
-
Terdaftar
di badanpengawasanobatdanmakanan, jugaditandaidenganadanyakodenomor.
ML
:makananimpor/luarnegeri.
MD
:makanandalamnegeri
-
Kemasanmasihbaik,
utuh, tidakrusak, bocor/kembung.
-
Minumandalambotoltidakberubahwarna/keruhsertaterdapatgumpalan.
-
Belumhabismasapakai.
-
Segelpenutupmasihterpasangdenganbaik.
-
Mempunyaimerkdan
label yang jelasnamapabrikpembuatnya.
-
Ada
label halalnya.
2.6 Penanganan dan Tips Aman Membeli
Produk Makanan
Beberapa tips yang perlu diperhatikan
dalam membeli dan mengkonsumsi produk makanan :
1. Bacalah label pada kemasan. Makanan
harus terdaftar di badan POM dengan register 2 digit kode huruf
diikuti digit kode angka yang telah ditentukan.
2. Pilihkan produk yang belum melampaui
tanggal kadaluarsa. Jangan terkecoh dengan harga murah dengan kualitas yang
tidak terjamin.
3. Jangan mengkonsumsi produk makanan
yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan seperti kaleng menggembung, berkarat,
penyok, bocor.
4. Sebaiknya produk makanan kaleng
dipanaskan sampai mendididh selama 10 menit sampai 15 menit.
5. Jika produk makanan sudah dibuka,
harus langsung dikonsumsi.
6. Bila terjadi tanda-tanda kebusukan,
seperti berwana hitam dan berbau, segera dibuang.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Waktu
dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal : Rabu,
13 April 2016
Pukul :
14.00 -15.30 WIB
Tempat :
Laboratorium Fisika Lingkungan
Praktikum :
Parameter fisik makanan
3.2
Pemeriksaan Fisik Makanan
Jenis :
Makanan Olahan Pabrik Roti Tawar Hoya
3.2.1 Perbedaan
Roti Tawar Hoya yang baik Dikonsumsi dan tidak dikonsumsi
a. Roti
Tawar yang Baik Dikonsumsi
1.
Roti memiliki teskture yang lembut dan
berongga
2.
Permukaan roti tawar lembut
3.
Aroma roti tawar
4.
Bungkus roti tawar kedap
5.
Belum habis kadaluarsa
b. Roti
Tawar yang Tidak Baik Dikonsumsi
1.
Roti memiliki teksture yang keras dan
tidak ada rongga
2.
Permukaan roti tidak lembut
3.
Aroma roti tawar apek
4.
Bungkus roti tawar sudah tidak kedap
5.
Sudah kadaluarsa.
3.3Pembahasan
Dari
pemeriksaanfisikmakananolahanpabrik (roti tawar hoya) diamatiperbedaanfisikpadasampelmakananolahanpabrik
yang baikdantidakbaikuntukdikonsumsi.
Untuksampelmakanan
yang baikdikonsumsi, yaitukemasanmasihbaik, utuhdantidakrusak,
belumhabismasapakai (kadaluwarsa), teksturroti lembut, tidakberbau/berbauroti padaumumnya.
Sedangkanuntuksampelmakanan
yang tidakbaikdikonsumsi, yaitukemasansudahkurangbaik, sudahhabismasapakai
(kadaluwarsa), tekstur
roti tawar sudah keras, bau roti dalamkemasansudahapek.Akibat darimengkonsumsi makanankadaluwarsa,
yaituperut mulas,
mual, muntahdandiare.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut BPOM, makanan dinyatakan
mengalami kerusakan (telah kadaluarsa) jika telah terjadi perubahan – perubahan
yang tidak dikehendaki dari sifat asalnya. Kerusakan pada makanan
dapat terjadi karena kerusakan fisik, kimia atau enzimatis.
Dari pemeriksaanfisikmakananolahanpabrik (roti tawar hoya)
diamatiperbedaanfisikpadasampelmakananolahanpabrik yang
baikdantidakbaikuntukdikonsumsi.
Untuksampelmakanan yang
baikdikonsumsi, yaitukemasanmasihbaik, utuhdantidakrusak, belumhabismasapakai
(kadaluwarsa), teksturroti
tawar lembut, tidakberbau/berbauroti tawar padaumumnya.
Sedangkanuntuksampelmakanan yang
tidakbaikdikonsumsi, yaitukemasansudahkurangbaik, sudahhabismasapakai
(kadaluwarsa), teksturroti
tawar sudah keras, bau
roti tawardalamkemasansudahapek.
4.2 Saran
Dengan melihat dari berbagai kasus
diatas saya menghimbau kepada seluruh masyarakat bahwa, banyak makanan dan
minuman yang beredar supermarket maupun di kio-kios selama ini kadaluarsa oleh
karena itu, masyarakat harus teliti baik-baik sebelum membeli.
Masyarakat harus proaktif dengan
melaporkan produk makanan yang ditemukan sudah kadaluarsa ke pihak berwenang
seperti BPOM atau kepolisian guna menghindari peredaran makanan kadaluarsa
lebih luas.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Diambil pada tanggal 18 april tahun 2016
di alamat pada jam 19:00 di website aprilia sakari http://apriliasakari.blogspot.co.id/2014/04/makalah-makanan-kadaluarsa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar